![]() |
Via Google Image |
Film yang bersetting di
Manado, Jepang, dan Solo ini menceritakan kisah Pingkan (Velove Vexia), dosen
muda Sastra Jepang Universitas Indonesia yang mendapat kesempatan belajar ke
Jepang selama 2 tahun. Sarwono (Adipati Dolken) sang kekasih merasa galau
ditinggal wanita yang selama ini tidak pernah lepas dari sampingnya.
Sebelum Pingkan pergi ke Jepang, Sarwono memintanya untuk menjadi guide-nya selama ia berada di Manado untuk tugas presentasi kerjasama ke Universitas Sam Ratulangi. Di sanalah Pingkan bertemu dengan keluarga besar almarhum ayahnya. Ia mulai dipojokkan oleh pertanyaan tentang hubungannya dengan Sarwono, karena ia orang Solo bukan Manado.
1. “Angin dari bukit masuk lewat jendela matamu sehabis mengemas warna dan aroma bunga di terjal perbukitan sana.”
2. “Kesepian adalah benang-benang halus ulat sutera yang perlahan-lahan lembar demi lembar mengurung orang sehingga ulat yang ada didalamnya ingin segera melepaskan diri menjadi kupu-kupu.”
3. “Memandang langit tiada batasnyaYang hobinya bercermin pada laut”
4. “Bagaimana mungkinSeseorang bias mendadakTerbebaskan dari jaringan benangYang susun-ber susun,Silang-menyilang.Timpa-menimpa dengan rapihDi selembar saputanganYang sudah bertahun-tahun lamanyaDitenun dengan sabarOleh jari-jarinya sendiriOleh kesunyiannya sendiriOleh ketabahannya sendiriOleh tarikan dan hembusan nafasnya sendiriOleh rintik waktu dalam benaknya sendiriOleh kerinduannya sendiriOleh penghayatannya sendiri”
5. “Bagaimana mungkin seseorang
Memiliki keinginan untuk mengurai kembali
Benang yang tak terkirakan jumlahnyaDalam selembar saputangan yang ditenunnya sendiri”
6. “Tentang hubungan-hubungan pelik
Antara perempuan dan laki-laki yang tinggal disebuah ruangan kedap suara
Yang bernama kasih sayangBagaimana mungkin”
7. “Aku musafir yang sedang mencari air
Kamu sungai yang melata dibawah padang pasir."
8. “Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan ituTak ada yang lebih arif dari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga itu"
9. “Sebuah perjalanan
Bias mengubah seseorang yang tadinyaMemiliki kebebasan mutlak sorang lajangMenjadi sosok yang merupakan sepasang burung merpatiYang sudah di takdirkan berada dalam satu sangkarWalaupun keduanya berasal dari hutan yang berlainan"